Datangkan Bony, City Dapat Sindiran Mourinho
LONDON – Tampaknya ada yang tak senang, menyusul keberhasilan Manchester City memboyong Wilfried Bony dari Swansea City. Dia adalah pelatih Chelsea, Jose Mourinho, yang melontarkan pernyataan bernada sindiran terhadap sang rival di pentas Premier League itu.
Bony sendiri merupakan pemain yang sempat dikait-kaitkan dengan The Blues. Namun pada akhirnya striker berpaspor Pantai Gading itu lebih memilih bergabung dengan City, di jendela transfer Januari beberapa saat yang lalu.
Didatangkan dengan mahar senilai 28 juta pounds, membuat Mourinho langsung menyindir sang rival mengenai peraturan Financial Fair Play (FFP) yang sempat membelit Chelsea. Di mana tim yang bermarkas di London Barat itu pernah di jatuhi denda 49 pounds oleh UEFA, terkait pembelian pemain baru.
“Selamat, Bony pemain sekaligus striker berkualitas. Jika mereka (City) punya uang banyak dan bisa membelanjakannya, mereka masih bisa aman dari Financial Fair Play, selamat. Mereka hanya bisa memainkan 11 pemain, kecuali ada aturan khusus bagi mereka untuk bisa bermain dengan 12 orang,” sindir Mourinho, seperti dilansir Goal, Sabtu (17/1/2015).
“Sepertinya ada aturan istimewa untuk mereka dalam aspek lain, namun tidak untuk jumlah pemain. Jika Bony bermain dan Edin Dzeko di bangku cadangan, saya akan senang. Skuad mereka fantastis, dua lagi pemain kelas dunia Sergio Aguero dan Stevan Jovetic kombinasi fantastis. Selamat! pungkas Mourinho.
Sebagai catatan, FFP sejatinya diberlakukan untuk membuat pengeluaran klub-klub Eropa tidak terlalu banyak. Mereka dilarang membelanjakan uang melebihi pemasukan yang mereka terima. Jika dilanggar, sanksi larangan mengikuti turnamen-turnamen di bawah naungan federasi tertinggi sepakbola Eropa bisa dijatuhkan.
Salah satu klub yang pernah merasakan dampak dari peraturan tersebut adalah Chelsea. Pada masa awal era Roman Abramovich, The Blues berubah drastis menjadi klub paling boros di bursa transfer. Mereka diyakini tidak mendapatkan uang dari bisnis sendiri, tetapi dari kantong pribadi sang bos.
Dengan begitu, Chelsea seakan menunjukkan bahwa uang bisa digunakan untuk membeli prestasi. Untuk menjaga persaingan sehat di dunia sepakbola, UEFA akhirnya memperkenalkan FFP pada 2011 dengan tujuan mencegah klub mengeluarkan uang lebih banyak dari yang dapat mereka hasilkan.